Dunia maya dan Media Sosial adalah
ruang tanpa batas yang menghubungkan individu-individu, atau
kelompok-kelompok dari manapun tak terbatas ruang-ruang waktu. Teknologi
memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi sebagai sesama warga
global village, desa dunia.
Namun, tak semua orang memanfaatkan
kemudahan teknologi untuk saling menyapa sahabat, kawan karib, atau
orang lain dengan cara baik-baik. Ada yang sengaja muncul untuk merusak,
mengadu domba dan menjelek-jelekkan yang di luar dirinya. Mereka sengaja hadir untuk memancing kemarahan kita.
Sebagai organisasi Islam terbesar di Nusantara, para ulama Jamiyah
Nahdlatul Ulama senantiasa mengingatkan agar warga Nahdliyin tidak ikut
terpancing arus "peperangan virtual" yang sengaja diciptakan untuk
memancing amarah dan memecah belah umat.
Jamiyah Nahdlatul Ulama
yang membawa gerbong jutaan kaum Nahdliyin terlalu mulia untuk sekadar
mengatasi gerombolan-gerombolan teroris virtual kemarin sore. Terlalu
besar peluru daripada sasaran.
Warga NU tak perlu marah. Sebab,
kemarahan kita adalah goal mereka. Ibarat pepatah Jawa, sing waras
ngalah. Kita lihat sambil tersenyum saja, sambil berdoa mereka segera
mendapat hidayah.
Soal tindakan hate speech dan rupa-rupa
kejahatan dunia maya yang lain, biarlah negara yang mengurusnya. Biarlah
unit cybercrime polisi yang menindak.